Saat
Jenderal Nguyen Ngoc Loan, kepala kepolisian Vietnam Selatan mulai
menarik pelatuk pistol kearah seorang komandan gerilyawan vietkong,
fotografer Associated Press Eddie Adams mulai menekan tombol shutter
kameranya. Eddie Adams memperoleh penghargaan jurnalisme tertinggi,
Pulitzer, lewat foto yang diambilnya ini. Namun lebih dari itu, foto ini
mengubah opini masyarakat Amerika terhadap Perang Vietnam, memicu
gerakan anti perang dan menginspirasi lahirnya generasi bunga di Amerika
waktu itu. Bagi sang jenderal, foto ini membuatnya menjadi ikon
kekejaman dan ejekan serta penolakan selalu menyertainya kemanapun dia
pergi sampai akhir hayatnya.
Jenderal Soedirman Dalam Tandu (1948)
Foto
diatas didapatkan tahun 2001, dan sulit untuk mengingat sumber aslinya.
Pak Dirman adalah Jenderal pertama dan termuda yang dimiliki Indonesia,
salah satu teladan dan tokoh terbesar yang dilahirkan bangsa. Tokoh
yang dikenal sangat teguh berpegang pada prinsip ini juga sangat
tangguh.
Dalam
keadaan sangat lemah karena paru-parunya tinggal sebelah, dia memimpin
gerilya selama 7 bulan menghadapi agresi militer ke-2, berpindah dari
hutan ke hutan dengan ditandu dan tanpa pengobatan sama sekali. Hanya
semangat pasukan dan kepasrahan dirinyalah yang menjaganya tetap tegar.
Semangat dan keteguhan Pak Dirman terus menjadi penggerak perjuangan
kala itu. Dan foto ini seharusnya terus menjadi pengingat “dunia
Indonesia” akan begitu banyak nilai baik, prinsip dan keteguhan yang
mulai luntur dimana-mana.
Wanting A Meal (1993)
Kevin
Carter berangkat ke Sudan dengan niatan untuk mengambil foto
pemberontakan yang terjadi. Namun sesampainya disana, justru korban
kelaparan-lah yang menarik minatnya. Dijalan dia mendapati seorang bocah
perempuan kelaparan merangkak lemah susah payah menuju pusat pembagian
makan, berhenti ditengah jalan dan mengumpulkan tenaga. Ditengah
kejadian itu, seekor burung bangkai datang dan menunggu bocah tersebut.
Carter-pun mengabadikan kejadian tersebut. Foto ini pertama dimuat
dikoran New York Times, dan reaksi keras bermunculan mengkritik Carter
yang tidak menolong gadis kecil ini.
Carter
beralasan dia sudah mengusir burung bangkai tersebut sesudah mengambil
foto, namun tidak menolong si bocah karena konvensi fotografer yang
tidak boleh ikut campur dalam konflik (?). kontroversi terus menghujani
Carter, meskipun hadiah Pulitzer dia terima atas karyanya ini. Tahun
1994, Carter ditemukan bunuh diri dengan sengaja mengalirkan gas CO dari
knalpot mobil kedalam ruangannya. Dia meninggalkan catatan yang isinya
berupa penyesalan dan kesedihan karena tidak menolong si bocah, frustasi
akibat terjerat hutang dan kesedihan karena sahabat karibnya tertembak.
Foto ini selalu mengingatkan akan tragedi kemanusiaan di Afrika dan
tragedi dalam dunia fotografi itu sendiri, keduanya memang tidak bisa
dipisahkan.
Pendaratan Normandia (1944)
Pendaratan Normandia (1944)
Robert
Capa memiliki pakem yang sangat terkenal, “Jika hasil fotomu tidak
bagus, berarti kamu kurang dekat.” Sebelum era Capa, jurnalisme foto
masih belum begitu dihargai. Robert Capa seperti menjadi penanda
pentingnya jurnalisme fotografi yang kemudian menjadi sangat berpengaruh
dibanyak peristiwa besar dunia. Karya Capa paling dikenal adalah
serangkaian foto pendaratan Normandia dimana dia ikut dalam rombongan
airborne yang mendarat di pantai Omaha -Perancis selama perang dunia 2.
Terjebak
dalam hujan peluru dan granat antara Sekutu - Jerman, dan selama
beberapa jam awal berhasil mengambil 106 foto dari kamera Comtax
berlensa pendek 50mm dan 6 roll film untuk mengabadikan invansi yang
menjadi awal tumbangnya Adolf Hitler ini. Kesalahan yang dilakukan staf
pencucian film membuat semua fotonya terlihat kabur, namun pakem Capa
kemudian diikuti seluruh jurnalis foto sampai detik ini: mengabadikan
peristiwa dari jarak sedekat mungkin.
Karya Capa lainnya bisa anda lihat disini.
Lynching (1930)
Karya Capa lainnya bisa anda lihat disini.
Lynching (1930)
10.000
masa kulit putih nekad mengamuk dan menggelandang dua pemuda kulit
hitam dari penjara, serta menghukum mereka dengan hukuman gantung tanpa
keputusan hakim. Kedua pemuda ini dituduh memperkosa seorang gadis kulit
putih, peristiwa terjadi di Marion-Indiana, dimana pengadilan massal
sering sekali terjadi jika pelaku yang menjadi tertuduh adalah warga
kulit hitam.
Foto
pengadilan masal seperti ini dulu sering dibuat menjadi postcard untuk
menunjukkan supremasi kulit putih. Wajah mayat yang digantung berbanding
kontras dengan kepuasan yang diperlihatkan warga, sebuah monumen
kekejaman dan sikap barbarian…(ada yang punya
foto pembakaran pencopet di jakarta nggak?)
Earthrise (1968)
foto pembakaran pencopet di jakarta nggak?)
Earthrise (1968)
Tragedi Tiananmen 1989
Demonstrasi
sekitar 3000 mahasiswa di Beijing berubah menjadi demosntrasi masal
jutaan rakyat Cina, meminta reformasi pemerintahan yang tidak adil.
Selama 7 minggu, rakyat dan tentara berhadap-hadapan dan saling
mengejek. Saat partai komunis mulai mengerahkan tank untuk membubarkan
masa, seorang mahasiswa nekad menghadang laju sebarisan tank, berdiri
tegap didepannya sambil memegang tas.
Seorang
pahlawan lahir. Pahlawan kedua lahir, saat pengemudi tank menolak
perintah komandannya untuk melindas mahasiswa tersebut dan memilih
berjalan memutarinya. Kejadian ini memang tidak berakhir indah karena
pembantaian akhirnya terjadi di lapangan Tiananmen. Namun sejak itu
masyarakat Cina mulai sadar, selalu ada harapan akan kesatuan antara
tentara dan rakyatnya.
Foto Manusia Dengan Sinar Rontgen Pertama (1896)
Foto Manusia Dengan Sinar Rontgen Pertama (1896)
Loch Ness (1934)
Legenda
monster Lochness di Skotlandia sebenarnya sudah berhembus sejak abad ke
1, namun tidak sebelum foto diatas dicetak dan tersebar, cerita palsu
ini menjalar keseluruh penjuru dunia. Foto ini bertanggungjawab atas
puluhan tahun spekulasi, milyaran dolar uang dari kantong wisatawan yang
datang dari seluruh dunia serta eksplorasi bawah air yang mahal dan
menghabiskan tenaga.
Semua
gara-gara foto palsu ini. Christian Spurling, Marmaduke dan Ian
Wetherell merakit monster palsu dari mainan kapal selam dan kayu dan
mengambangkannya diatas danau, kemudian menjepretnya dengan kamera.
Pengakuan mereka 60 tahun kemudian (1994) mengakhiri spekulasi tentang
kebenaran cerita monster Loch Ness. Foto ini mungkin sekali adalah foto
rekayasa pertama kali didunia, selain itu menandaskan kembali pernyatan
“kamera tidak pernah berbohong… manusialah yang berbohong…”
From: http://occazane.blogspot.com/2010/06/foto-foto-peristiwa-yang-mengubah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar