Jumat, 22 Oktober 2010

Puncak Hujan Meteor Orionids Minggu Ini

latimes
Hujan meteor Orionid
JAKARTA, KOMPAS.com — Hujan meteor Perseid akan mencapai puncaknya minggu ini. Dalam hujan meteor tersebut, sejumlah besar meteor yang bernama Orionids akan terlihat. Bila Orionids akan bergerak ke bagian utara bintang kemerahan paling bercahaya, Betelgeuse yang berada di gugus Orion, maka kita akan melihat bintang tersebut bergerak ke selatan.
Orionids sebenarnya sudah bisa dilihat sejak tanggal 2 Oktober 2010. Namun, pendarannya masih sangat redup. Meteor tersebut baru tampak jelas mulai tanggal 17 Oktober 2010. Puncak hujan meteor akan terjadi pada tanggal 21 Oktober 2010, hari Kamis mendatang. Pada saat itu, antara 20 dan 30 meteor akan bisa dilihat setiap jam.
Namun, untuk melihat sejumlah meteor itu, Anda perlu bersabar dan memiliki strategi. Siklus bulan yang saat ini sedang berjalan menuju purnama dikhawatirkan akan mengganggu pengamatan Orionids. Saat menuju purnama, bulan memantulkan cahaya matahari dalam intensitas yang besar sehingga cahaya meteor tampak redup. Hal itu akan mengurangi jumlah meteor yang bisa dilihat.
Untuk mengakali hambatan itu, para astronom mencari waktu yang tepat dengan menggunakan Skywatching Table atau kalender pengamatan aktivitas luar angkasa. Berdasarkan kalender tersebut, waktu yang paling tepat untuk melakukan pengamatan adalah beberapa hari sebelum purnama pada saat dini hari atau pada waktu yang disebut "jendela", jeda antara tenggelamnya bulan dan sebelum fajar menyingsing, saat langit sepenuhnya gelap.
"Jendela" terbaik jatuh pada tanggal 18, 19, dan 20 Oktober. Secara umum, langit gelap akan muncul selama sekitar 150 menit pada tanggal 18 Oktober dan berkurang menjadi 100 menit pada tanggal 19 Oktober, lalu 50 menit pada tanggal 20 Oktober. Jadi, pada tanggal 20 Oktober, waktu terbaik untuk observasi adalah setelah bulan tenggelam dan sebelum matahari terbit yang waktunya selisih 50 menit.
Kemungkinan, selusin Orionids akan bisa dilihat pada tanggal 20 Oktober pagi, satu hari sebelum puncak hujan meteor tersebut. Pada tanggal 21 Oktober pagi, menurut perkiraan, bulan belum akan tenggelam ketika fajar sudah menyingsing sehingga sulit untuk mengamati meteor.
Selain waktu pengamatan, para astronom juga menekankan pentingnya mencari lingkungan yang tepat untuk mengamati Orionids. “Orionids biasanya tampak redup dan sulit diamati dari wilayah perkotaan,” kata ahli meteor, Robert Lunsford. Ia menambahkan, “Anda sangat disarankan untuk mencari lokasi pedesaan agar bisa melihat aktivitas Orionids dengan maksimal.”
Orionids yang bisa dilihat dalam hujan meteor tersebut sejatinya merupakan debu-debu angkasa sisa aktivitas komet Halley yang melintasi orbit Bumi 76 tahun sekali. Debu-debu tersebut mampu terlihat karena bergerak melintasi atmosfer bumi. Kecepatan Orionids diperkirakan mencapai 66 km/detik. Hanya meteor Leonids yang mampu mengalahkan kecepatan Orionids dan bisa dilihat pada bulan November.
Sebenarnya, ada dua macam meteor yang berasal dari sisa aktivitas Halley dan bisa diamati. Satu lagi adalah meteor yang tampak pada bulan Mei dan berasal dari gugus bintang Aquarius.
Setelah puncak, aktivitas hujan meteor perlahan turun hingga 5 meteor per jam pada tanggal 26 Oktober. Orionids terakhir mungkin akan muncul hingga tanggal 7 November. Namun sangat disayangkan, bulan akan mengurangi kesempatan untuk melihat meteor ini. Walau demikian, bagaimanapun, Anda tetap harus melihat keturunan-keturunan dari Komet Halley ini, atau Anda harus menantikan kesempatan melihatnya tahun depan.

sumber: Kompas.com

Logam Makin Keras dan Lentur

Ilustrasi konstruksi menggunakan rangka baja
KOMPAS.com — Jangan menyepelekan hal yang tampaknya kecil. Ujaran itu berlaku pada teknologi nano. Rekayasa pada unsur seukuran 10 pangkat (-9) meter ini telah banyak mengubah tatanan terkait materi. Kiprahnya pun telah merambah berbagai sudut segi kehidupan.
Jurnal ilmiah Nature baru-baru ini memuat hasil penelitian para ahli materi tentang bagaimana suatu materi logam bisa menjadi lebih kuat dan sekaligus lentur.
Para ahli ilmu materi sudah mengetahui bahwa kekuatan logam atau kerapuhan logam ditentukan oleh interaksi dislokasi. Proses interaksi dislokasi ini merupakan sebuah pertukaran tak beraturan dari garis-garis bersilangan yang bergerak, berlipat di dalam kristal-kristal metalik. Apa yang terjadi pada logam ketika dilakukan rekayasa pada skala nano? Adakah cara tertentu, dengan memanipulasi struktur nano, bisa menghasilkan logam yang lebih kuat dan lebih lentur?
Seperti dirilis oleh situs ScienceDaily.com pada Jumat (9/4) lalu, para ilmuwan dari Brown University ternyata telah menemukan caranya. Dalam paper dalam majalah ilmiah Nature, Huajian Gao dan sejumlah peneliti dari University of Alabama dan China menuliskan laporan mereka tentang mekanisme yang mengatur tercapainya puncak kekuatan (tertinggi) dari logam dalam struktur nano.
Mereka menunjukkan dengan membuat simulasi tiga dimensi (3-D) yang memperlihatkan butir-butir yang terbelah dari logam dalam struktur nano. Dengan cara itu, Gao serta timnya mengetahui bahwa proses dislokasi tersebut ternyata mampu mengatur dirinya sendiri dengan tingkat keteraturan yang tinggi (highly ordered).
Bak untaian kalung
Bentuk keteraturan itu tampak seperti pola untaian kalung (mutiara) di sepanjang materi (logam). Proses nukleasi (menjadi seperti nukleus-inti atom) pola dislokasi tersebut menurut para ilmuwan adalah merupakan bagian paling dominan dalam menentukan puncak kekuatan (the peak strength).
Menurut Gao, profesor dari Brown University, penemuan tersebut akan membuka pintu ke arah terciptanya suatu jenis logam yang lebih lentur. ”Ini adalah sebuah teori baru mengenai cara mengatur kekuatan materi dalam ilmu materi. Penemuan ini penting karena dia berhasil menyingkap suatu mekanisme dari kekuatan materi yang sifatnya amat unik dalam bentuk struktur nano,” katanya.
Dengan membelah butiran logam menggunakan teknik khusus, potongan-potongannya kemungkinan menunjukkan batas-batas dalam butiran yang dirujuk oleh para ilmuwan sebagai batas-batas kembar (twin boundaries).
Penyusun laporan dari China menciptakan batas kembar dalam tembaga (copper) dan menganalisis ruang yang tercipta di antara batas-batas tersebut saat mereka melakukan penelitian.
Hasilnya ternyata amat menarik: tembaga menjadi lebih kuat ketika ruang antarbatas-batas tersebut ukurannya kurang dari 100 nanometer dan akhirnya mencapai puncak kekuatan pada ukuran 15 nanometer. Meski demikian, ketika ruang tersebut mengecil sampai lebih kecil dari 15 nanometer, kekuatan logam tersebut justru berkurang. ”Ini sungguh membingungkan,” tutur Gao.
Komputer super
Karena menjumpai teka-teki baru, Gao dan seorang mahasiswa dari Brown University, Xiaoyan Li, merasa penasaran. Mereka mencoba menggali informasi lebih dalam lagi. Para ilmuwan di Brown University mengulang lagi penelitiannya dengan menggunakan 140 juta atom.
Untuk penelitian yang berskala lebih besar ini, mereka membutuhkan komputer super dari the National Institute for Computational Sciences di Tennessee, yang memungkinkan mereka melakukan penelitian pada batas-batas kembar itu dalam level atom (lebih besar dari skala nano). Mereka terkejut dengan temuan berikutnya.
Dari penelitian tersebut, mereka mendapati suatu fenomena yang sama sekali baru, yaitu suatu dislokasi dengan tingkat keteraturan amat tinggi yang dikendalikan oleh nukleasi telah ”mendikte” (perannya amat menentukan) kekuatan tembaga.
Ciri pola tersebut, yaitu nukleasi, berupa sebuah kelompok atom-atom di dekat pusat dislokasi dan tertata dengan tingkat keteraturan tinggi, dengan pola seperti untaian kalung. ”Mereka tidak berubah, tidak saling mengikuti bentuk yang lain. Mereka amat tertata,” ujar Gao.
Dari percobaan-percobaan mereka dan pemodelan komputer, mereka menyusun teori bahwa pada tingkat skala nano, nukleasi dislokasi bisa menjadi sebuah prinsip pengaturan untuk menetapkan kekuatan atau kelemahan logam. Mereka telah menetapkan sebuah persamaan matematis baru untuk menjelaskan prinsip tersebut.
”Penelitian kami ini untuk pertama kalinya berhasil menyuguhkan sebuah contoh konkret suatu mekanisme deformasi (perubahan bentuk) dalam materi yang berstruktur nano. Hasil penelitian ini bisa diharapkan berdampak secara signifikan dalam bidang ilmu materi,” ungkap Gao.
Peneliti lain yang berkontribusi pada makalah yang dimuat di Nature tersebut adalah Yujie Wei dari University of Alabama dan Ke Lu serta Lei Lu dari Chinese Academy of Sciences. Apa yang dikatakan Gao telah melahirkan sebuah harapan di mana suatu kali nanti di masa depan, kita bisa lebih banyak lagi menciptakan jenis logam berkualitas dengan pilihan yang lebih luas lagi. Itulah manfaat penelitian dan pengembangan ilmu dasar.
Sumbangan teknologi nano sejauh ini telah demikian banyak dan merambah segala bidang, mulai dari ilmu materi hingga ilmu medis. Sementara itu, masih banyak lorong ilmu yang masih gelap yang membutuhkan penelusuran dan perjalanan pencarian yang panjang.

sumber: Kompas.com


Ada Sumuran di Candi Benua Kayong

Tribun Pontianak
Candi Benua Kayong
KETAPANG, KOMPAS.com — Tim Arkeolog Balai Arkeologi Banjarmasin mulai bisa mengungkap tumpukan bata di Desa Negeri Baru, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Mereka menyimpulkan bangunan tua tersebut sebagai candi setelah menemukan sumuran di bagian tengahnya.

Keberadaan sebuah sumuran menjadi syarat bahwa sebuah bangunan kuno bisa disebut candi. Ketua Tim Peneliti Madya, Bambang Sakti Wiku Atmojo, Selasa (12/10/2010), menuturkan, unsur utama sebuah candi adalah artefak, sumuran, dan relief.

Jika satu di antara unsur utama ini ditemukan, maka bangunan tersebut dipastikan sebagai sebuah candi. Akan tetapi, untuk menentukan candi tersebut berasal dari peradaban apa, hal itu masih membutuhkan benda sejarah lainnya.

"Benda sejarah yang bisa menjadi petunjuk adalah prasasti. Sampai sekarang, kami belum menemukannya," ujar Bambang, ditemui di lokasi penggalian.

Dari prasasti akan diketahui, dari era kerajaan apa bangunan tersebut didirikan. Sumuran merupakan tempat peripih diletakkan. Peripih adalah sejenis nampan atau baki berbentuk segi empat yang terdiri dari sembilan kotak.

Tiap-tiap kotak berisi beberapa jenis benda, misalnya benih padi serta logam perak atau perunggu. Isinya juga bisa berupa mata uang yang bisa menjelaskan bangunan itu berasal dari abad berapa.

"Kotak-kotak itu bisa juga berisi tulisan mantra-mantra. Biasanya peripih digunakan untuk dipersembahkan kepada Dewa. Di atas sumuran mestinya kering, tidak seperti sekarang, ada air," urainya.

Biasanya, di atas peripih itu terletak patung dewa yang terbuat dari batu andesit. Namun, benda-benda ini sudah tidak ditemukan lagi di atas sumuran.

Berdasarkan kesimpulan sementara, kuat dugaan bahwa candi ini berasal dari abad ke-14 dan ke-15. Bentuknya menyerupai candi dari era kerajaan di Jawa Timur, yang kemungkinan besar pada zaman Hindu.

Candi utama dipastikan berukuran 5,4  x 5,4 meter dengan ukuran batu bata sepanjang 32-36 sentimeter. Ketebalan batu bata 4-6 sentimeter, dan lebar 13-17 sentimeter. Candi ini hanya menggunakan dua batu bata utama pada bagian pinggirnya.

Ada 3 penampil berbentuk segitiga di bagian depan. Di sana juga ditemukan dua candi pendamping, atau perwara yang terletak di sebelah kanan menghadap candi. Menurutnya, seharusnya ada dua candi pendamping lagi di sisi kiri. Namun, hal itu tak ditemukan.

sumber: Kompas.com

Pterosaurus Terbang Non Stop 16.000 Km

HANDOUT
Ilustrasi Pterosaurus.

JAKARTA, KOMPAS.com - Pterosaurus raksasa dapat menempuh jarak 16.000 kilometer dalam sekali perjalanan. Jarak itu, menurut para ahli purbakala di Chatham University di Pittsburgh, Amerika Serikat, dihitung berdasarkan ukuran dan bentuk sayap, massa tubuh, serta jumlah lemak yang mereka miliki.

Pterosaurus raksasa bisa setinggi jerapah. Sayap mereka, ketika dibentangkan, bisa mencapai panjang 10 meter. Massa tubuh mereka bisa mencapai 200 kilogram.

"Saat terbang, mereka cuma mengepakkan sayap selama beberapa menit, kemudian mereka mengandalkan angin dan udara hangat untuk terbang. Sayap dikepakkan beberapa menit lagi beberapa saat kemudian," jelas Michael Habib, salah seorang ahli purbakala yang terlibat dalam penelitian. Habib juga menyebutkan kalau dalam sekali perjalanan, pterosaurus bisa membakar lemak sebanyak 72 kilogram.

Temuan ini berlawanan dengan anggapan yang sudah ada yang menyebutkan kalau pterosaurus sulit terbang akibat massa tubuh yang besar. Quetzalcoaltus northrop, pterosaurus besar yang hidup di Texas, Amerika Serikat, 70 juta tahun yang lalu memiliki berat 200 kilogram. Para ilmuwan memercayai kalau raksasa itu tidak bisa terbang, hanya bisa melayang setelah melompat dari tebing atau pohon yang tinggi.

"Seperti kalelawar saat ini, pterosaurus harus menggunakan keempat tungkainya untuk melompat sebelum mengepakkan sayap untuk terbang," jelas Habib lebih lanjut.

"Secara umum, temuan baru ini membuat kita tahu lebih jauh tentang pterosaurus," kata Alexander Kellner, ahli pterosaurus dari Brazil. Meski demikian, ia ragu akan hasil studi tersebut. "Ada beberapa struktur tubuh pterosaurus yang masih misteri," katanya. Kellner memberi contoh dengan pterosaurus di China yang memiliki sayap dengan lapisan serat yang komposisinya belum diketahui. "Yang jelas, berhubungan dengan kemampuan terbang," ujar Kellner lewat e-mail-nya kepada National Geographic News.

Jika perhitungan Habib benar, pterosaurus bisa terbang lintas benua sehingga rumah mereka bukan lagi di suatu daerah. Rumah mereka adalah Bumi ini. "Ilmuwan harus mengubah cara pikir mereka tentang distribusi pterosaurus," kata Habib.(National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)

sumber: Kompas.com

Uji Coba Pesawat Wisata Antariksa

AFP PHOTO/ KAREN BLEIER
Ilustrasi pesawat SpaceShipTwo setelah lepas dari pesawat induknya.
MOJAVE, KOMPAS.com — Hore... wisata murah ke antariksa tak lama lagi bakal terwujud. Untuk pertama kalinya, Virgin Galactic, perusahaan wisata antariksa yang didirikan pengusaha Inggris, Sir Richard Branson, sukses melakukan uji coba penerbangan SpaceShipTwo, pesawat wisata antariksa yang akan digunakan.

Pada percobaan-percobaan sebelumnya, SpaceShipTwo masih menempel ke badan pesawat induknya yang bernama WhiteKnightTwo. Namun, pada uji penerbangan yang dilakukan pada Minggu (10/10/2010) akhir pekan lalu, pesawat ini terbang solo di atas Gurun Mojave, California, AS. Pesawat induk membawa SpaceShipTwo lalu melepaskannya pada ketinggian 45.000 kaki (sekitar 13,7 km). Begitu melepaskan diri, pesawat tersebut melesat selama 11 menit sebelum mendarat.

Meski demikian, bukan berarti pesawat tersebut siap digunakan untuk penerbangan ke batas luar angkasa. SpaceShipTwo harus menjalani uji coba sampai sanggup terbang hingga ketinggian di atas 100 kilometer yang merupakan batas pengaruh gravitasi Bumi. Pesawat tersebut juga harus melakukan uji beban karena didesain untuk diisi enam penumpang.

"Masih banyak target yang harus dicapai agar upaya menyediakan wisata antariksa komersial menjadi kenyataan. Ini merupakan langkah yang sangat besar. Kami sekarang tahu bahwa pesawat antariksa bisa meluncur. Kami tahu ia bisa lepas dengan aman dari pesawat induknya dan kami tahu ia dapat mendarat dengan aman. Itu tiga langkah besar," ujar Sir Richard Branson.

SpaceShipTwo akan melakukan rangkaian peluncuran sebelum uji coba melesat hingga batas antariksa. Menurut Branson, tahap paling penting berikutnya adalah tes kemampuan roketnya. Percobaan roket di darat sudah dilakukan ribuan kali. Namun, uji coba itu belum pernah dilakukan saat pesawat mengudara. Pesawat ini merupakan rancangan Burt Rutan dari hasil pengembangan pesawat SpaceShipOne yang menang dalam kompetisi bergengsi berhadiah 10 juta dollar AS Ansari X Prize yang ditujukan untuk mewujudkan perusahaan roket swasta ke luar angkasa.

Meski tahap komersialisasi masih butuh waktu, wisata luar angkasa yang ditawarkan Virgin Galactic laku keras. Sebanyak 370 orang telah mendaftar dan telah membayar uang muka total mencapai 50 juta dollar AS. Ongkos yang ditawarkan Virgin Galactic untuk wisata ini sebesar 200.000 dollar AS per orang atau jauh lebih murah daripada wisata dengan pesawat ulang alik yang mencapai 30 juta dollar AS per orang. Namun, jangan harap menikmati wisata beberapa hari di luar angkasa. Dengan SpaceShipTwo, turis memang hanya dibawa ke ambang batas gravitasi dan menikmati dunia tanpa bobot selama beberapa saat sebelum akhirnya mendarat kembali.

sumber: Kompas.com

Bintang Baru Dikelilingi 7 Planet

ESO
Ilustrasi bintang HD 10180 yang dikelilingi setidaknya 7 buah planet.
KOMPAS.com — Para astronom Eropa menemukan sebuah bintang yang dikelilingi tujuh planet. Ini merupakan penemuan eksoplanet terbesar sejak 15 tahun lalu. Bintang ini mirip dengan sistem tata surya. Meski begitu, belum ditemukan bukti bahwa tata surya itu layak menjadi tempat tinggal manusia kelak.

Bintang itu adalah HD 10180, berada pada jarak 127 tahun cahaya dari Bumi di konstelasi bintang selatan Hydrus, ular air jantan, demikian laporan European Southern Observatory (ESO) dalam siaran pers Selasa (24/8/2010). Mereka mendeteksi lima planet besar, seukuran Neptunus, tetapi mengorbit dalam setahun antara enam hari dan 600 hari. Dua planet lain, yang satu seukuran Saturnus, mengorbit selama 2.200 hari. Sedangkan planet lainnya, 1,4 kali massa Bumi, mengorbit bintang HD 10180 hanya dalam waktu 1,18 hari Bumi mengitari Matahari.

Jadi, ini merupakan sistem bintang dengan tujuh planet. Sedangkan sistem Matahari memiliki delapan planet. Astronom ESO, Christophe Lovis, mengatakan, ”Kita tengah memasuki era baru penelitian eksoplanet, studi tentang sistem planet yang kompleks dan bukan planet satu per satu.” Menurut NASA, sejak 1995, terdeteksi 402 bintang dengan planet-planetnya. Sejauh ini tidak ada di antara planet-planet itu, meski mirip dengan Bumi, memiliki suhu yang memungkinkan adanya air dan kehidupan.


sumber: Kompas.com

Komet Hartley 2 "Ngapel" Bumi

Simulasi posisi Komet Hartley di dekat bintang Capella di arah timur laut, Rabu (20/10/2010) malam dengan software Stellarium. Semakin malam posisinya akan bergerak naik diagonal ke arah utara.
JAKARTA, KOMPAS.com — Bumi bakal kedatangan tamu istimewa malam ini. Sebuah komet yang kini tengah dalam perjalanan mendekati pusat tata surya akan berada pada jarak terdekat dengan Bumi, pada Rabu (20/10/2010) tengah malam hingga Kamis dini hari nanti. Bila beruntung, Anda mungkin bisa melihatnya dengan mata telanjang.

Tetapi, jangan berharap banyak. Meski dekat, komet tersebut hanya akan tampak sebagai titik cahaya saja di antara kerlap-kerlip bintang di langit. Sebab, komet yang berdiameter antara 1,2 hingga 1,6 kilometer itu berada pada jarak terdekat sekitar 0,12 unit astronomi atau 18 juta kilometer.

Komet akan berada pada jarak paling dekat dengan Bumi pada Kamis dini hari sekitar pukul 02.00 dan bakal terlihat dengan tingkat kecerlangan 5,55 magnitud. Tentu jauh dengan kecerlangan Planet Jupiter di dekat bulan yang mencapai -2,69 magnitud (makin kecil magnitud makin terang). Ekor komet mungkin tidak akan tampak dari Bumi karena posisi pengamat bakal membelakangi Matahari.

Namun, penampakannya dapat diamati sejak malam bahkan beberapa hari ke depan meskipun dengan cahaya lebih redup sebelum akhirnya tak lagi terlihat. Ia akan terus bergerak melalui orbitnya mendekati Matahari dan akan berada di jarak terdekat pada 28 Oktober mendatang.

Seperti komet lainnya, komet Hartley 2 juga mengorbit dalam jangka waktu 6,46 tahun. Komet yang diperkirakan berdiameter 1,2 hingga 1,6 kilometer ini ditemukan oleh Marcom Hartley pada tahun 1986 di Unit Teleskop Schmidt, Siding Spring, Australia.

Untuk mengamati komet ini dengan mata telanjang diperlukan kejelian. Jika kondisi langit sangat gelap, orang bisa dengan mudah mengamati komet tersebut. Posisinya akan berada di arah timur laut dekat bintang Capella. Untuk membantu pengamatan lebih jelas, teleskop binokuler akan sangat membantu.
Melihat komet dengan cahaya yang cukup terang tergolong langka, mungkin 3-5 tahun sekali. Jadi, jangan sampai lewatkan kesempatan saat komet "ngapel" ke Bumi.

sumber: Kompas.com

Plasmulator, Alat Murah Kurangi Emisi

MOTOR PLUS/YUDI
Ilustrasi knalpot.
KOMPAS.com — Rekayasa knalpot untuk mengurangi emisi kendaraan bermotor memang bukan hal baru. Beberapa tahun lalu sempat ada penemuan tentang penggunaan zeolit dan plasma untuk mengurangi emisi. Namun, penemuan tersebut tak banyak mendapat tanggapan karena besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk merekayasa dan mempertahankan fungsinya.

Kini, ada inovasi lain yang lebih efektif dan efisien dari penggunaan zeolit, yaitu plasmulator. Prinsip inovasi baru ini terbilang sederhana sebab hanya berdasarkan pada penggunaan elektroda yang bermuatan positif dan negatif untuk menarik zat lain yang bermuatan beda. Singkatnya, seperti kemampuan magnet untuk menarik logam.

Plasmulator ini dibuat dari bahan-bahan sederhana, yaitu kaleng minuman bekas, baling-baling kecil berbahan logam, dan dinamo DC 12 V. Kaleng minuman bekas dipotong salah satu sisnya kemudian sisi lainnya disisipi plasma dan dinamo di dalamnya. Plasma sendiri berisi kabel dengan karet pembungkus yang telah dikupas dan elektroda berbahan dasar logam, dikaitkan dengan sisi luar kaleng bekas dengan baut.

Bagaimana cara plasmulator mengurangi emisi? Aliran gas yang keluar dari kendaraan bermotor akan menggerakan baling-baling. Energi gerak yang ada di baling-baling akan diubah menjadi energi listrik sehingga elektroda memiliki muatan tertentu. Muatan tertentu pada elektroda inilah yang akan membuat senyawa emisi kendaraan tertarik ke bagian plasma sehingga tak bisa dikeluarkan ke udara bebas.

Siswa-siswa yang menjadi inovator menyebut bahwa keunggulan alat ini ada pada biaya produksi yang murah sehingga bisa dijual dengan harga yang terjangkau. Dengan harga yang terjangkau, mereka menganggap bahwa banyak masyarakat yang akan membeli dan menggunakannya sehingga program pengurangan emisi kendaraan bermotor dapat berjalan.

Dibandingkan modifikasi knalpot dengan penambahan zeolit, metode yang disebut ionisasi ini lebih efisien. Masyarakat tak perlu menambahkan zeolit setiap periode tertentu seperti pada penemuan terdahulu, tetapi cukup membeli satu alat ini saja untuk selamanya, tinggal pemeliharaannya harus dilakukan sehingga tak cepat aus.

Soal kefektifan alat ini, para inovatornya sudah menguji apa yang mereka buat ini di BLH DIY lewat uji emisi. Dari hasilnya, sekitar 25,76 persen kadar CO2, 63,64 persen kadar nitrogen oksida, dan 24,35 persen kadar karbon monoksida berkurang. Nah, kalau ingin memanfaatkannya, para inovator mengatakan bahwa tiap orang bisa membuatnya sendiri karena prinsipnya sangat sederhana atau tunggu saja sampai produk macam ini dipasarkan.

Inovasi siswa SMU 1 Teladan Yogyakarta ini menjadi juara I di National Young Inventor Awards yang diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan diumumkan pada Kamis (21/10/2010). Selamat kepada anggota tim, Ikhsan Brilianto, Andreas Diga, dan Ahmed Reza.

sumber: Kompas.com

Giliran Warga Padang Lihat Halo Matahari

KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Halo matahari terlihat di Bandung, Sabtu (31/1/2009). Fenomena yang sama terlihat di Bogor dengan lingkaran lebih lebar, Selasa (12/10/2010).

PADANG, KOMPAS.com - Sebagian besar warga Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (21/10/2010) siang tadi heran dengan fenomena alam berupa pelangi yang mengelilingi matahari atau halo matahari.
Sebagian warga bahkan keluar rumah dan gedung perkantoran seperti yang dilakukan sejumlah pegawai di kantor Pertamina wilayah I Sumbar yang buru-buru keluar gedung kantor untuk menyaksikan fenomena alam tersebut.
"Cobalah lihat keluar, ada pelangi mengelilingi matahari," kata Yanti (45), salah seorang warga. Sebagian warga juga mengabadikan fenomena unik y ang berlangsung antara pukul 10.00 hingga sekitar pukul 14.00 itu dan membagikannya di situs jejaring sosial.
Halo matahari terjadi karena pembiasan cahaya m atahari oleh uap air yang terjadi di atmosfer sehingga membentuk lingkaran pelangi. Terakhir kali, fenomena halo matahari terjadi di Bogor pada Selasa (12/10/2010) lalu.    

sumber:Kompas.com

Klungbot, Robot Pemain Angklung

YUNANTO WIJIUTOMO
Klungot, robot pemain angklung.
KOMPAS.com — Bayangkan kalau angklung bisa dimainkan oleh satu orang saja, pasti memainkan angklung takkan serumit yang dibayangkan selama ini. Kita pun tak harus datang ke pentas musik angklung untuk menikmati indahnya suara alat musik yang baru saja menjadi warisan budaya dunia ini.

Usaha untuk membuat memainkan dan mendengarkan angklung jadi gampang. Inilah yang dilakukan oleh Karismanto Rahmandika, siswa SMP Negeri 14, Bandung, dan Krisna Diastama yang merupakan siswa SD Islam Ibnu Sina, Bandung. Kedua siswa penggemar sains itu menciptakan klungbot, robot pemain angklung. Robot yang pastinya hanya berjumlah satu ini akan menggantikan pemain angklung yang jumlahnya berjibun.

Dalam menciptakan robot pemain angklung ini, Krisna menggunakan robot Lego Mindstorm. Untuk membuat si robot bekerja, ia menerjemahkan nada-nada musikal menjadi bahasa program. Ia melakukannya dengan perangkat lunak LeJOS yang biasa digunakan untuk Lego. Bahasa program inilah yang kemudian diterima oleh bagian penerjemah pesan yang terhubung lewat Bluetooth dan selanjutnya ke penggerak.

Ide untul menciptakan klungbot didapatkan ketika ia melihat pertunjukan angklung. Ia berkomentar, betapa rumitnya memainkan angklung itu, butuh sangat banyak orang dan koordinasi yang rumit sehingga ketukan dan nadanya pas. Dengan menggunakan klungbot, musik angklung bisa dinikmati dengan mudah dan tanpa proses yang rumit untuk memainkannya.

Selain menciptakan alat yang diikutkan dalam National Young Inventor Awards di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini, Krisna juga menciptakan robot pemain alat musik berbahan botol yang diisi air dan robot pemain drum. Kedua alat musik itu juga dapat dimainkan bersamaan dengan angklung sehingga bisa memproduksi suara bak musik simfoni. Hingga kini, Krisna telah membuat beberapa lagu daerah yang sudah siap dimainkan dengan klungbot, seperti "Burung Kakak Tua".

sumber: Kompas.com

10 Robot Paling Keren Sepanjang Masa

HONDA
Robot Asimo.
KOMPAS.com - Robot yang mungkin dikira hanya bagian dari film sains fiksi, kini telah jadi bagian dari keseharian kita. Kalau anda mengingat sejenak, mungkin anda bisa menyebutkan beberapa macam robot yang terkenal, setidaknya robot yang ada di film sains fiksi tadi, seperti R2-D2 dari Star wars atau Rosie yang super efisien dari film kartun Jetson.

Di antara banyak robot yang diciptakan manusia, kali ini bukan robot dalam film, ada beberapa yang paling populer. Mereka biasanya dibagi dalam tiga jenis, yaitu humanoid yang desainnya menyerupai manusia, android yang lebih dari sekedar menyerupai manusia tetapi juga bersifat manusia, hingga cyborg yang salah satunya digunakan untuk pemacu jantung. Berikut ini adalah 10 robot paling keren sepanjang masa berdasarkan urutannya.

1. Asimo
Asimo berwujud seperti astronot dengan tinggi dan berat 130 cm/54 kg. Asimo yang diciptakan oleh Honda Motor Co ini memiliki kemampuan untuk berjalan dan bahkan lari. Robot yang memiliki sumber daya dari baterai ion ini mampu dikontrol dengan komputer nirkabel serta menerima perintah suara. Tak seperti robot lainya yang memiliki gerakan kaku, gerakan asimo lebih Halus sehingga mampu difungsikan untuk beragam pekerjaan.

2. T-52 ENRYU
Sebuah robot bertinggi 3,3 meter yang diciptakan Jepang untuk keperluan penyelamatan. ENRYU yang berarti naga diciptakan pertama kali pada tahun 2004 untuk mendampingi proses evakuasi korban gempa dan bencana yang terjadi di Jepang. Robot ini memiliki lengan yang mampu mengangkat 500 kg benda. Pada tahun 2007, diciptakan versi yang lebih baru dari robot ini, disebut T-53, untuk misi penyelamatan korban gempa di Nigata, Jepang.

3. Roomba
Robot yang diproduksi oleh iROBOT ini mampu mebersihkan rumah tanpa diperintah. Dijual dengan harga 200-500 dollar AS, robot yang diperkirakan telah dipakai oleh 2 juta rumah di dunia ini mampu membersihkan perabot rumah, lantai, tangga, dan karpet. Setiap menyentuh barang yang terbuat dari bahan berbeda, robot ini akan menyesuaikannya sehingga proses pembersihan tak merusak barang. iROBOT sendiri didirikan oleh sekolmpok orang yang menamakan dirinya "geeks" dari Massachusets Institute of Technology (MIT).

4. Spirit dan Opportunity
Spirit dan Opportunity sebenarnya adalah proyek NASA untuk mengeksplorasi tanda-tanda keberadaan air dan kehidupan di Mars pada masa lalu. Setiap harinya, robot kembar ini menerima satu set instruksi yang berbeda. Telah menempuh jarak yang sangat jauh, hingga kini Spirit dan Opprtunity berhasil mengirimkan 132.000 gambar yang mampu meyakinkan para ilmuwan tentang adanya air di planet Mars.

5. Da Vinci Surgical System
Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1999, robot ini telah mengubah wajah ruang operasi di banyak belahan dunia. Da Vinci Surgical system dan Teknologi EndoWrist telah membuat banyak dokter bedah yang semula harus berdiri di depan pasien untuk mengoperasi menjadi duduk di kursi nyaman dan hanya bekerja mengendalikan si robot. Robot ini dilengkapi dengan instrumen mikro, mampu menirukan gerakan tangan dan mengoperasi dengan lebih cermat, bahkan bisa untuk melaklukan operasi kanker.

6. Audio Animatronics
Jenis robot ini diproduksi pertama kali pada tahun 1963 dalam bentuk burung di Disneyland's Enchanted Tiki Room. Tahun selanjutnya, jenis robot ini juga dipamerkan di New York world's fair dalam bentuk fihttp://202.146.5.105/kgeditor/index.cfm?siteno=1gur animasi Abraham Lincoln. Robot yang disebut terakhir ini mampu memesona pengunjung dengan membuat 57 jenis gerakan.

7 Unimate
Diciptakan pada tahun 1961 oleh General Motor untuk memudahkan beberapa pekerjaan pabrik. Dua pembuat robot yang beratnya mencapai 1800 kg ini terinspirasi oleh salah satu film sains fiksi pada waktu itu. Penciptaan robot ini memicu debut pembuatan PUMA (Programmable Universal Machine for Assembly) pada tahun 1978 yang merupakan peralatan robot standard yang digunakan di industri saat ini.

8. Elektro adan Sparko-nya
Elektro adalah robot raksasa yang memesona publik di New York World's Fair pada tahun 1939. Robot ini memiliki tinggi sekitar 7 kaki atau 2.1 meter serta mampu berjalan, berbicara,  menjawab pertanyaan dan bahkan merokok, kebiasaan yang sangat modis pada waktu itu. Tentunya ada keterbatasannya, yaitu hanya mampu mengenali 700 kata. Elektro punya teman seekor anjing yang juga robot, mampu menggonggong, meminta makanan dan mengibaskanya ekor, pastinya dengan perintah tertentu.

9. Maillardet's Automaton
Robot yang bisa menulis dan menggambar gambaran yang cukup kompleks, itulah Maillardet's Automaton. Dipamerkan di Institut Franklin di Philadelphia, robot ini dibuat oleh mekanik dan pembuat jam dari Swiss bernama  Henri Maillardet pada awal 1800-an. Robot ini mampu menuliskan puisi dalam dua bahasa dan menggambar gambaran yang cukup kompleks. Pastinya, puisi dan gambaran yang bisa dilakukan adalah yang sudah tersimpan dalam memori yang disisipkan.

10.Digesting Duck atau Bebek Pencerna
Robot ini ditemukan oleh Jacques de Vaucanson yang berkewarganegaraan Perancis pada tahun 1739. Robot ini mampu memesona orang-orang pada waktu itu dengan kemampuannnya menirukan perilaku bebek. Ia dapat makan, minum, mencerna makanan dan buang air besar seperti layaknya bebek riil. Meski ada beberapa kepalsuan seperti makanan yang masuk sebenarnya hanya didorong ke bagian tertentu dalam robot sehingga kotoran palsu bisa keluar ke bagian lain, pembuatan robot ini tetap mempunyai efek yang besar. Si Bebek pencerna ternyata mendorong revolusi industri tenun dengan penemuan alat tenun otomatis.

sumber: Kompas.com

Makam Berusia 4.000 Tahun Ditemukan

Meghan E. Strong. Courtesy of SCA.
Lukisan Rudj-ka dan istrinya.
KAIRO, KOMPAS.com — Para arkeolog telah menemukan makam kuno berasal dari zaman Firaun yang usianya sudah lebih dari 4.000 tahun di dekat Piramid Giza. Pemerintah Mesir mengumumkannya minggu ini.

Indah dalam hiasannya, makam itu ditemukan di dekat makam para pembangun piramida. Makam yang ditemukan itu diketahui merupakan milik Rudj-Ka, pemuka agama yang hidup pada masa Dinasti Kelima Mesir Kuno atau sekitar 2465-2323 SM. Ia diketahui juga merupakan anggota pengadilan Mesir Kuno. Di masanya, imam itu bertugas sebagai pemimpin ritual upacara penghormatan Khafre, penguasa Dinasti Keempat Mesir Kuno yang juga dikenal dengan nama Chephren.

Bagian permukaan dari makam Rudj-ka berhiaskan lukisan kehidupan sehari-hari orang Mesir kuno. Salah satu dinding makamnya melukiskan Rudj-Ka sedang berlayar mencari ikan. Sementara di dinding lainnya menggambarkan sang pemuka agama dan istrinya berdiri di depan meja yang penuh dengan roti, angsa, dan hewan ternak.

Zahi Hawass, Sekretaris Umum Egypt's Supreme Council of Antiquities, mengatakan bahwa penemuan ini mungkin mengindikasikan adanya kompleks pekuburan besar di dekat salah satu piramida terbesar itu. "Makam kuno ini bisa menjadi yang pertama yang ditemukan di area itu. Kami berharap bisa menemukan makam-makam yang diperuntukkan bagi para anggota pengadilan masa itu," tandas Hawass.

Ia juga berspekulasi bahwa makam itu mungkin merupakan kelanjutan dari kompleks pemakaman di Giza. Sebab, kompleks pemakaman di dataran tinggi Giza diketahui sudah terlalu padat.

sumber: Kompas.com

Kamis, 21 Oktober 2010

Siput Pertama Berbadan Setengah Flora Setengah Fauna

Siput Pertama Berbadan Setengah Flora Setengah Fauna
Siput laut Elysia chlorotica tak perlu lagi makan untuk mendapat energi karena bisa mencuri gen untuk menghasilkan klorofil, dan mencuri kloroplas sehingga bisa berfotosintesis dengan klorofilnya itu
KOMPAS.com — Tampaknya siput laut ini makhluk pertama yang tubuhnya setengah flora setengah fauna. Pasalnya, siput yang baru ditemukan ini bisa menghasilkan pigmen klorofil seperti layaknya tumbuh-tumbuhan.

Para ilmuwan memperkirakan, siput cerdik tersebut mencuri gen dari alga yang mereka makan sehingga bisa menghasilkan klorofil. Dengan gen "curian", mereka bisa berfotosintesis, yaitu proses tumbuhan untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi.

"Hewan ini bisa membuat molekul berisi energi tanpa makan apa-apa," kata Sydney Pierce, pakar biologi dari Universitas South Florida di Tampa. Pierce telah mempelajari mahluk unik tersebut, yang telah resmi dinamakan Elysia chlorotica, selama 20 tahun.

Ia mengajukan temuan terbarunya pada tanggal 7 Januari 2010, pada pertemuan tahunan Komunitas Integratif dan Perbandingan Biologi di Seattle. Temuan ini dilaporkan pertama kali oleh jurnal Science. "Ini pertama kalinya hewan multiseluler bisa menghasilkan klorofil," tutur Pierce.

Siput laut ini tinggal di rawa-rawa air asin di New England, Kanada. Selain "mencuri" gen untuk menghasilkan pigmen hijau klorofil, hewan ini juga mencuri bagian-bagian kecil sel yang disebut kloroplas, yang dipakai untuk melakukan fotosintesis. Kloroplas menggunakan klorofil untuk mengubah cahaya matahari menjadi energi, seperti tanaman, sehingga hewan ini tak perlu makan untuk mendapatkan energi.

"Kami mengumpulkan sejumlah hewan tersebut dan menyimpannya di akuarium selama berbulan-bulan," kata Pierce, "Asalkan diberi cahaya selama 12 jam sehari, mereka bisa bertahan (tanpa makan)."

Para peneliti memakai pelacak radioaktif untuk memastikan bahwa siput-siput ini benar-benar menghasilkan klorofil, dan bukan mencurinya dari pigmen yang sudah pada alga. Nyatanya, siput-siput ini mengintegrasikan materi genetika dengan sangat sempurna sehingga bisa diturunkan pada generasi selanjutnya.

Anak-anak dari siput yang sudah "mencuri" gen juga bisa menghasilkan klorofil sendiri, walaupun mereka tak bisa berfotosintesis sebelum mereka makan cukup alga hingga bisa "mencuri" cukup kloroplas. Sejauh ini, kloroplasnya belum bisa mereka produksi sendiri. Keberhasilan siput-siput ini mengagumkan, dan para ilmuwan juga masih belum bisa memastikan, bagaimana hewan ini bisa memilih gen yang mereka butuhkan.

"Mungkin saja DNA dari satu spesies bisa masuk ke spesies yang lain, seperti yang telah dibuktikan oleh siput jenis ini. Tapi mekanismenya masih belum diketahui," ungkap Pierce.

sumber: Kompas.com

Hiu Tutul ke Probolinggo Tiap Tahun



KOMPAS Images/RADITYA HELABUMI
Warga menonton hiu tutul (Rhincodon typus) dengan panjang hampir tujuh meter dan berat sekitar dua ton di kampung nelayan Tambak Wedi, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (3/10). Saat ditemukan oleh nelayan di perairan Selat Madura hiu tersebut sudah mati. Oleh para nelayan hiu tersebut dipertontonkan dengan menarik ongkos Rp 2.000 per orang. KOMPAS/RADITYA HELABUMI

PROBOLINGGO, KOMPAS.com - Setiap tahun, sejumlah hiu tutul atau Rhincodon typus tampak di perairan Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Fenomena ini menarik karena kemunculan satwa laut yang langka itu selalu terjadi selama Januari-Maret.
Indonesia, dalam hal ini perairan Probolinggo, termasuk satu dari sekitar 10 negara di dunia yang setiap tahun dijadikan persinggahan.
Tahun ini, sejumlah hiu tutul tampak berenang sampai ke permukaan air di perairan laut Kabupaten Probolinggo. Para nelayan acap kali melihatnya.
Ecocean, organisasi nirlaba yang fokus pada penelitian dan kampanye penyelamatan hiu tutul (whale shark), tertarik mendokumentasikan fenomena ini. Organisasi yang berkantor pusat di Perth, Australia, tersebut mengirim seorang peneliti guna mendokumentasikan dan meneliti hiu tutul sejak Rabu (9/2).
”Indonesia, dalam hal ini perairan Probolinggo, termasuk satu dari sekitar 10 negara di dunia yang setiap tahun dijadikan persinggahan. Yang menarik, di sini periodenya setiap tahun tetap. Di tempat lain, periodenya tidak tentu,” kata Darcy Bradley, peneliti Ecocean saat ditemui seusai mengambil gambar hiu tutul.
Di perairan milik sekitar 100 negara, hiu tutul pernah menampakkan diri. Sebagian besar kemunculan ikan yang panjangnya bisa sampai 12 meter serta berat 21 ton itu sifatnya acak. Selain di Probolinggo, hiu tutul mampir, di antaranya, di Ningaloo (Australia), Donsol (Filipina), Isla Mujeres (Meksiko), Mozambik, dan Kepulauan Maladewa.
Menurut Darcy, hiu itu datang untuk mencari plankton. Belum diketahui dari perairan mana asal hiu itu. Adapun habitat hidupnya diperkirakan di perairan tropis.
Hiu tutul adalah satwa langka yang belum banyak diteliti sehingga pengetahuan tentang satwa itu masih minim. Makanan pokok hiu tutul adalah plankton. Keberadaan hiu tutul menjadi penting karena bisa menjadi indikator kualitas ekosistem laut.
Dalam laporan International Union for Conservation of Nature (IUCN), hiu tutul masuk dalam daftar merah. Satwa yang umurnya bisa mencapai 70 tahun itu rawan punah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo menyatakan, fenomena hiu tutul di perairan Kabupaten Probolinggo akan dimanfaatkan sebagai ekowisata. Probolinggo memiliki Pantai Bentar yang bisa dijadikan gerbang masuk wisatawan.
”Tentu saja, pemerintah daerah akan ikut menjaga kelestarian hiu tutul. Di kalangan masyarakat nelayan setempat pun, hiu tutul dipercaya sebagai tanda banyaknya ikan-ikan kecil sehingga selama ini tidak pernah ada perburuan hiu tutul oleh warga lokal.

sumber: Kompas.com

Manusia Purba "Bangkit" dari Kubur

KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Replika tengkorak Australopithecus afarensis dipajang di Museum Geologi, Bandung, Jawa Barat, Minggu (27/9). Australopithecus afarensis merupakan satu hominid punah yang hidup sekitar 3.9 juta tahun-2.9 juta tahun lalu di wilayah timur Afrika, yaitu Hadar, Etiopia.
KOMPAS.com — Manusia purba dibangkitkan dari kubur oleh para peneliti. Tentu saja pengertian "dibangkitkan" ini bukanlah harfiah, melainkan lebih pada pemetaan kembali genomnya. Adalah tim ilmuwan Denmark yang mengumumkan, Rabu (10/2/2010), bahwa seroang pria bermata coklat dari 4.400 tahun lalu, dinamakan Inuk, adalah manusia purba pertama yang berhasil diruntun genomnya.

Tahun lalu peruntunan genom gajah mammoth telah dilakukan dan sebentar lagi runtunan genom manusia Neanderthal juga akan menyusul. Para ahli genom mulai unjuk gigi, menunjukkan betapa besarnya potensi bidang ini.

"Tak ada yang tahu di mana batasannya," kata Eske Willerslev, yang telah merintis analisis DNA purba di Universitas Copenhagen, Denmark, dan juga yang memimpin tim yang meruntunkan genom si Inuk. Target berikutnya mungkin adalah mumi dari Mesir dan Amerika Selatan, atau bahkan nenek moyang manusia yang lebih tua dari Neanderthal. Namun, tingkat keberhasilan untuk meruntun genom dari bekas-bekas sekuno itu tak bisa dipastikan.

Penelitian telah menunjukkan bahwa Inuk adalah orang Eskimo dari suku Saqqaq, bergolongan darah A positif, memiliki kecenderungan kebotakan yang umum pada pria, rentan terhadap infeksi kuping, dan diperkirakan bermata coklat. Temuan lainnya yang menarik adalah Inuk merupakan keturunan dari bangsa yang sebelumnya tak diketahui, yang telah bermigrasi dari Siberia ke Amerika Utara sekitar 5.500 tahun yang lalu.

Contoh ideal

Inuk tergolong contoh yang ideal untuk peruntunan genom. Berkas-berkas rambut coklatnya ditemukan di barat Greenland, di mana suhu dingin telah mencegah penguraian DNA-nya. Dibandingkan dengan bekas tulang, bekas rambut juga lebih mudah dibersihkan dari kandungan mikroba.

Pengujian genom purba selanjutnya akan berusaha meruntun DNA dari sampel yang lebih sulit, yaitu dari belahan dunia yang daratannya tidak selamanya beku, atau dari bekas tubuh yang usianya lebih tua beberapa ribu tahun. Menurut Willerslev, salah satu kandidatnya adalah mumi dari Amerika Selatan. Populasi pribumi daerah itu jatuh drastis setelah kedatangan para penakluk dari Spanyol, Eropa, dan sangat sedikit yang diketahui tentang keanekaragaman bangsa yang pertama kali menetap di Amerika Selatan sebelum kedatangan bangsa Eropa. Harapannya, penelitian genetika bisa memberikan gambaran baru tentang bangsa itu.

Mumi lainnya juga memungkinkan untuk diruntunkan genomnya. "Bakal menarik kalau mengambil rambut dari Tutankhamen (untuk diruntun genomnya)," kata Carles Lalueza Fox, pakar paleogenetik dari Universitas Fabra Pompeu, Barcelona, Spanyol, secara terpisah dari tim penelitian Inuk. Menurut dia, mumi Mesir lainnya ada dalam daftar antrean.

Genetika mumi
Peruntunan DNA pertama yang menjadi pembuktian awal merupakan 3.400 pasangan basa DNA dari mumi Mesir berusia 2.400 tahun. Peruntunan genom penuh bisa memberikan informasi lebih, contohnya kita mungkin bisa tahu apa penyebab kematian Raja Tut.

Saat ini, satu-satunya genom manusia purba yang telah dipublikasikan adalah milik Inuk. Akan tetapi, sebentar lagi, tim pimpinan Svante Pääbo dan Ed Green di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusioner di Leipzig, Jerman, akan memublikasikan runtunan genom lengkap yang disusun dari beberapa Neanderthal yang kira-kira usianya 38.000 hingga 70.000 tahun.

Willerslev mengatakan bahwa Neanderthal bukanlah satu-satunya manusia purba yang bisa diruntunkan genomnya. Homo erectus, spesies yang muncul di Afrika kira-kira 2 juta tahun yang lalu, telah bertahan hidup di Asia timur hingga 100.000 tahun yang lalu. Kalau saja bisa ditemukan tulang dalam kondisi awet, genom Homo erectus bisa diruntun.

Laboratorium Willerslev telah menerima tulang belulang dari Spanyol yang merupakan bekas dari Homo heidelbergensis, yakni pendahulu dari Neanderthal. "Kita baru memulai (penelitian untuk tulang belulang itu) sekarang," imbuh Willerslev.

Manusia purba
Kalau hasil genom dari manusia-manusia purba ini berhasil ditemukan, dan hal ini sangat tak bisa dipastikan, hasilnya bisa memberikan pemahaman lebih tentang hubungan antarspesies primata serta kapan dan di mana spesies-spesies itu mulai bercabang. Kalau informasi genetika yang didapatkan memadai, kita bisa mengetahui lebih banyak tentang manusia purba, bahkan mungkin bisa tahu seperti apa sosok mereka.

Genom manusia purba bisa memberikan masukan tentang evolusi spesies kita sendiri dan menjelaskan kapan muncul gen yang menyebabkan penyakit dan kesadaran tingkat tinggi.

Akan tetapi, DNA tidaklah abadi. Makin tua usianya, rantai DNA pecah menjadi bagian-bagian kecil. Akhirnya mereka menjadi terlalu kecil untuk diruntunkan, maka hilanglah petunjuk pada informasi tersebut. "Sepertinya ada rentang waktu sekitar 100.000 tahun di mana DNA utuh yang diawetkan bisa bertahan," kata Green.

Namun, Stephan Schuster dari Universitas Negeri Bagian Pennsylvania, orang yang memimpin proyek genom mammoth, berpendapat bahwa ilmu genomik purba sedang mandek. Ia menjelaskan bahwa ada bagian-bagian besar dari runtunan genom Inuk yang tak bisa dilengkapi karena DNA-nya telah hancur lebur. "Kita akan menghadapi pertempuran sengit dalam memakai ini untuk (meruntun genom) dari sisa-sisa manusia dalam jumlah besar."

sumber: Kompas.com

Selaput Ikan untuk Sembuhkan Telinga Astronot

NASA
Astronot saat melakukan spacewalk atau bekerja langsung di luar angkasa dan hanya bertumpu pada ujung lengan robotik.
CALIFORNIA, KOMPAS.com - Bekerja dalam kondisi tanpa gravitasi di stasiun luar angkasa ternyata tidak senyaman yang terlihat. Kondisi itu kerap membuat astronot mual dan ingin muntah, bahkan fungsi organ telinga dalam terganggu. Kini ikan, keong, dan binatang lainnya bisa membantu peneliti memahami, tinggal di luar angkasa bisa merusak organ telinga dalam, baik permanen maupun sementara.
Para ahli menemukan, bagian dalam telinga ikan toadfish sangatlah peka terhadap pergerakan yang paling lembut sekalipun. Dan, otak toadfish bisa memperkuat ataupun memperlemah sinyal yang ditangkap oleh organ keseimbangan di bagian dalam telinganya. Karena manusia memiliki struktur organ telinga yang serupa, toadfish diyakini bisa memberikan petunjuk bagi para ahli tentang bagaimana telinga para astronot beradaptasi dengan lingkungan tanpa gravitasi. ”Anda bisa mencangkokkan bagian dalam telinga ikan ke telinga manusia dan telinga ikan itu akan terpasang dengan pas,” kata Richard Boyle, ahli biologi NASA Ames Research Center di Moffett Field, California.
Daya adaptasi telinga
Manusia kerap kali bisa menyesuaikan diri saat hidup dalam lingkungan tanpa gravitasi. Akan tetapi, organ telinga dalam mereka membutuhkan waktu adaptasi lebih lama ketika manusia kembali ke bumi dan mengalami gaya gravitasi.
Hingga kini, para ahli belum mengetahui cara untuk mempermudah adaptasi manusia yang baru kembali dari lingkungan tanpa gravitasi untuk jangka waktu yang lama.
Penelitian Boyle itu dipublikasikan melalui jurnal Proceedings of the National Academy of Science pada Februari.
Penelitian yang dipimpin Stephen Highstein, seorang ahli biologi kelautan di Marine Biological Laboratory di Woods Hole, Massachusetts, tersebut juga mengikutsertakan seorang ahli teknik biologi University of Utah di Salt Lake City, Richard Rabbitt.

sumber: Kompas.com

Ada Udang Hidup di Kedalaman 180 Meter Es Antartika

WASHINGTON, KOMPAS.com –  Penemuan ini menantang anggapan umum tentang kemampuan bertahan dari organisme kompleks, yakni organisme yang lebih dari sekadar bakteri atau berbentuk sel tunggal saja.
Kalau ada udang bisa bermain-main di bawah lapisan es 180 meter, bagaimana di bulan Jupiter, Europa, yang tertutup es?
Para ilmuwan menemukan fauna dari keluarga udang-udangan dan juga ubur-ubur yang bertahan hidup di bawah lapisan tebal es di Antartika, yang mana tadinya disangka tak mungkin ada binatang yang bisa bertahan di tempat seperti itu.

Di bawah lapisan es setebal 600 kaki, atau kira-kira 180 meter, dan tanpa sinar matahari, tadinya para ilmuwan berasumsi hanya mikroba yang bisa bertahan hidup.

Betapa terkejutnya tim NASA ketika mereka menurunkan kamera untuk menelusuri perairan di bawah lapisan es Antartika. Seekor hewan seperti udang berenang mendekat lalu hinggap di kabel kamera. Para ilmuwan juga menemukan bekas tentakel yang diduga berasal dari sejenis ubur-ubur.

"Tadinya kami berasumsi tak ada (hewan) apa pun di bawah sana," kata ilmuwan NASA Robert Bindschadler, yang mempresentasikan temuan ini berikut rekaman videonya, Rabu (17/3/2010) di pertemuan Persatuan Geofisika Amerika.

Binatang itu panjangnya 3 inchi dan sempat disorot selama dua menit. "Persis udang yang biasa kita makan," kelakar Bindschadler. Tepatnya hewan ini adalah Lyssianasid amphipod, bukan udang, tapi ada hubungannya dengan keluarga udang-udangan.

Mengapa penemuan seekor udang ini penting? Karena ini menantang pemikiran kita tentang syarat minimum bagi organisme untuk bertahan hidup. Kalau ada udang bisa bermain-main di bawah lapisan es 180 meter, bagaimana di bulan Jupiter, Europa, yang tertutup es?

Pakar mikrobiologi Cynan Ellis-Evans dari badan survei Antartika UK juga ikut tercengang oleh penemuan ini. "Ini penemuan (hewan) pertama pada lingkungan di bawah lapisan es yang merupakan organisme kompleks."
Dia juga memaparkan bahwa sebelumnya pernah ditemukan hal serupa di daerah lapisan es yang mulai mencair, tapi belum pernah ada penemuan yang tepat di bawah lapisan es. Tapi dia juga menyatakan bahwa mungkin saja hewan itu telah berenang sangat jauh dan tersesat di sana, jadi daerah itu bukanlah habitat tetapnya.

Tapi Kim, salah seorang ilmuwan yang terlibat dalam penemuan itu meragukan dugaan 'hewan tersasar' itu. Lokasi penemuan itu lebih dari 19 km jauhnya dari lautan terbuka.
Bindschadler dan timnya hanya mengebor lubang berdiameter kira-kira 20 cm dan hanya mengamati perairan yang sangat kecil. Artinya, kemungkinannya sangat kecil bahwa ada dua organisme yang berenang sejauh itu lalu terperangkap di perairan sempit itu.

Memang para ilmuwan masih bingung apa sumber makanan hewan tersebut. Menurut Kim, kalau mikroba bisa memproduksi makanan sendiri dari bahan kimia di lautan, tapi hewan kompleks seperti amphipod itu tidak bisa.

Jadi, bagaimana cara hewan itu bertahan hidup?

sumber: Kompas.com

Inilah 11 Spesies Baru Biota Laut


CONSERVATION INTERNATIONAL
11 spesies baru yang ditemukan di Raja Ampat (dari atas, kiri ke kanan) masing-masing Pterois andover, Pterocaesio monikae, Pseudochromis jace, Pseudanthias charlenae, Pictichromus caitlinae, Melanotaenia synergos, Chrysiptera giti, Paracheilinus nursalim, Hemiscyllium galei, Corythoichthys benedetto, dan Hemiscyllium henryi.

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Alam Indonesia (LIPI), Suharsono, di Jakarta, Senin (19/4/2010), memperkenalkan 11 nama spesies biota laut baru yang ditemukan di perairan Raja Ampat, Kepala Burung Papua Barat.
Kesebelas spesies baru tersebut adalah Hemiscyllium galei, atau hiu berjalan yang tampak seperti hiu kecil dengan warna bentol-bentol seperti tokek yang berjalan di dasar lautan. Ikan tersebut ditemukan oleh peneliti Australia, Allen dan Unmack pada 2008 dan namanya diambil dari nama Jeffrey Gale.
Hemiscyllium henryi, sejenis hiu berjalan yang mirip dengan Hemiscyllium galei namun berbeda bentuk corak dan warnanya dengan H.galei. Hiu berjalan tersebut ditemukan Allen dan Erdmann pada 2008 dan namanya diambil dari nama Wolcott Henry.
Melanotaenia synergos yang ditemukan Allen dan Unmarck pada 2008 yang namanya diambil dari nama Synergos Institute. Corythoichthys benedetto, sejenis kuda laut yang tampak seperti buaya yang sangat ramping. Ditemukan Allen dan Erdmann pada 2008 dan namanya diambil dari nama mantan perdana menteri Italia, Benedetto Craxi.
Pterois andover yang sejenis pterois berwarna merah yang ditemukan Allen dan Erdmann pada 2008 yang namanya diambil dari nama Sindhuchajana Sulistyo. Pseudanthias charlenae, ikan kecil berwarna merah muda cerah yang namanya diambil dari nama Pangeran Monaco, Albert II.
Pictichromus caitlinae sejenis ikan kecil berwarna cerah yang ditemukan Allen, Gill, dan Erdmann pada 2008 yang namanya diambil dari nama Caitlin Elizabeth Samuel, sebagai hadiah ulang tahun Caitlin dari orangtuanya, Kim Samuel Johnson.
Pseudochromus jace ikan kecil unik yang ditemukan Allen, Gill, dan Erdmann pada 2008 yang namanya merupakan singkatan dari nama Jonathan, Alex, Charlie, dan Emily, yang merupakan keempat anak Lisa dan Michael Anderson.
Chrysiptera giti, ikan kecil yang tampak berduri ditemukan oleh Allen dan Erdmann pada 2008 dan namanya diambil dari nama perusahaan yang dimiliki Enki Tan dan Cherie Nursalim, yakni perusahaan GITI.
Paracheilinus nursalim, yang ditemukan Allen dan Erdmann pada 2008 dan namanya diambil dari nama Sjamsul dan Itjih Nursalim.

Pterocaesio monikae diambil dari nama Lady Monica Bacardi

Kesebelas nama spesies tersebut diberikan oleh para pemenang lelang dalam pelelangan "Blue Auction" yang digelar di Monaco. Disampaikan Suharsono, hasil lelang tersebut akan digunakan untuk memajukan ilmu penamaan spesies atau taksonomi di Indonesia. Penemuan spesies baru tersebut merupakan kerjasama LIPI dengan Conservation Internasional.

sumber: Kompas.com

Katak "Pinokio" Spesies Baru dari Papua


Tim Laman/National Geographic
Katak pohon jenis baru (Litoria sp. nov.) yang ditemukan di Papua belum lama ini unik dengan bagian tubuh memanjang di mukanya sehingga seperti hidung Pinokio.
JAKARTA, KOMPAS.com — Sebuah ekspedisi ilmiah menemukan sejumlah spesies baru di Pegunungan Foja, di Pulau Guinea Baru, Provinsi Papua. Salah satunya jenis katak baru yang pantas disebut katak Pinokio karena memiliki bagian tubuh memanjang di mukanya.

Spesies baru itu yakni katak (Litoria sp nov) yang diamati memiliki benjolan panjang pada hidung seperti pinokio yang menunjuk ke atas bila ada ajakan dari jenis jantan serta mengempis dan mengarah ke bawah bila aktivitasnya berkurang. Katak ini ditemukan herpetologis, Paulus Oliver, secara kebetulan.

Kepala Komunikasi Conservation International (CI) Elshinta S Marsden di Jakarta, Senin (17/5/2010) malam, mengatakan, katak tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak spesies baru yang ditemukan selama Conservation International’s Rapid Assessment Program (RAP) pada tahun 2008. Ekspedisi ini merupakan kolaborasi ilmuwan dari dalam dan luar negeri, termasuk para peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Selain katak pinokio, spesies baru yang ditemukan lainnya, antara lain, tikus besar berbulu, tokek bermata kuning berjari bengkok, merpati kaisar, walabi kerdil (Dorcopsulus sp nov) anggota kanguru terkecil di dunia, serta seekor kanguru pohon berjubah emas yang sudah sangat langka penampakannya, dan sangat terancam keberadaannya karena perburuan dari bagian wilayah Guinea Baru lainnya.

Kejutan terbesar dari ekspedisi itu datang ketika seorang ornitologis, Neville Kemp, melihat sepasang merpati kaisar yang baru ditemukan (Ducula sp nov) dengan bulu-bulu yang terlihat berkarat, agak putih, dan abu-abu. Temuan lainnya yang direkam selama survei RAP itu, antara lain, kelelawar kembang baru (Syconycteris sp nov) yang memakan sari bunga dari hutan hujan, seekor tikus pohon kecil (Pogonomys sp nov), seekor kupu-kupu hitam dan putih (Ideopsis fojana) yang memiliki hubungan dengan jenis kupu-kupu raja pada umumnya, dan semak belukar berbunga yang baru (Ardisia hymenandroides).

"Untuk menentukan temuan tersebut betul-betul terbaru perlu diteliti dulu famili dan habitatnya. Hal itu butuh waktu bertahun-tahun," katanya. Kepastian penemuan itu diungkapkan dalam rangka menandai peringatan Hari Keanekaan Ragam Hayati se-Dunia (International Day for Biological Diversity) pada 22 Mei.

Pada ekspedisi RAP yang didukung The National Geographic Society dan Smithsonian Institution ini, para ahli biologi bertahan menghadapi hujan badai yang lebat dan banjir bandang yang mengancam sambil terus melacak spesies-spesies, mulai dari bukit rendah di Desa Kwerba sampai ke puncaknya pada kisaran 2.200 meter di atas permukaan laut.

Disebutkan juga, Wakil Presiden Regional CI Indonesia Jatna Supriatna, PhD, mengatakan, temuan ini dapat menunjukkan berapa banyak bentuk spesies unik yang hanya hidup di hutan-hutan pegunungan Papua, dan menyadarkan dunia betapa hutan-hutan ini harus dilestarikan.

"Para peneliti LIPI merasa sangat bersyukur turut terlibat dalam pengungkapan keanekaan ragam hayati kawasan Pegunungan Foja, Mamberamo. Adanya kerja sama penelitian ini jelas mendukung program-program konservasi pada kawasan yang memiliki biodiversitas sangat tinggi dan termasuk dalam daftar perlindungan undang-undang RI," kata Ketua Tim Peneliti dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Dr Hari Sutrisno.

Sedangkan Gubernur Papua Barnabas Suebu mengingatkan, pihaknya sepakat dan sangat mendukung agar wilayah-wilayah ber-biodiversitas sangat tinggi di Provinsi Papua dipertahankan karena banyak spesies endemik di wilayah ini yang masih terisolasi dan tidak terdapat di belahan dunia lain.

Wah berarti ini katak suka berbohong yaa!!!

sumber:Kompas.com

Monyet Bisa Mengenali Wajahnya di Cermin



Seekor monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) dilepas di kandang habituasi Pulau Panaitan, Taman Nasional Ujung Kulon, Kamis (30/7). International Animal Rescue (IAR) melepasliarkan sebanyak 15 ekor monyet ekor panjang di Pulau Panaitan, Taman Nasional Ujung Kulon, Sabtu (1/8) .

Selama lebih dari 40 tahun para ahli meyakini bahwa monyet adalah hewan yang tidak mampu mengenali diri mereka sendiri karena selalu gagal menjalani tes pengenalan diri di cermin. Binatang yang mengenali diri umumnya akan membuat mimik lucu di depan cermin, termenung memerhatikan wajah mereka secara detail, atau melihat wajah mereka yang makin tua.
Simpanse adalah hewan primata yang menunjukkan tanda mampu mengenali diri mereka sendiri. Namun, uji yang dilakukan profesor anatomi dari Universitas Wisconsin-Madison, Luis Populin, yang dipublikasikan di PLoS ONE, akhir bulan lalu, menunjukkan, monyet jenis Rhesus macaque dalam kondisi tertentu bisa mengenali dirinya sendiri.
Uji dilakukan dengan memasang sebuah tanda yang tidak berbahaya di dahi dan alat genital monyet. Tanda itu hanya akan terlihat saat monyet itu berada di depan cermin. Jika monyet memegang tanda itu saat becermin, maka itu menandakan binatang tersebut bisa mengenali dirinya sendiri. Bayangan di cermin diyakini sebagai refleksi diri monyet tersebut, bukan monyet yang lain. Jika tak mampu mengenali diri maka ia akan mencari monyet lain di belakang cermin.
Ternyata, monyet yang diuji itu memegang tanda tersebut. Temuan itu semakin mengukuhkan adanya pembagian kognitif primata, yaitu kelompok primata derajat tinggi dan derajat rendah. Temuan itu mengejutkan karena selama ini Rhesus macaque, yang banyak digunakan dalam penelitian medis dan psikologis, selalu gagal saat menjalani tes pengenalan diri itu.

sumber: Kompas.com

Primata yang Dianggap Punah, Ditemukan


NZL
Loris
Setelah dianggap punah selama  60 tahun karena habitatnya dibabat menjadi perkebunan teh, sejenis primata unik ditemukan kembali dan berhasil difoto. Sebelumnya primata jenis Loris Horton Plains (Loris tardigradus nycticeboides) ini sempat dilaporkan terlihat pada tahun 2002, namun tidak ada bukti foto yang menyertainya.
Penelitian selama lebih dari 1000 malam dilakukan di 120 wilayah berhutan di Sri Lanka oleh para ahli biologi bekerjasama dengan Zoological Society of London (ZSL). Pencarian ini akhirnya menemukan loris di enam wilayah, dan para peneliti menangkap tiga spesimen hidup untuk diteliti
Alasan utama yang membuat hewan ini menghilang adalah lenyapnya habitat mereka. “Banyak lahan yang dibuka dan hutan-hutan yang tadinya menutupi barat daya Sri Lanka telah diubah jadi kebun teh,” kata Dr Craig Turner dari ZSL.
Diperkirakan saat ini jumlah loris tinggal 100 ekor sehingga menjadikannya salah satu dari lima hewan paling terancam populasinya. Namun karena sedikit saja yang diketahui mengenai loris, maka jumlahnya bisa jadi di bawah 60 ekor, yang artinya akan membuatnya sebagai jenis yang paling langka.
Loris pertama kali ditemukan secara ilmiah tahun 1937. Namun kemudian dianggap punah karena tidak ada lagi laporan mengenainya. Hewan yang bergerak lambat ini panjangnya sekitar 20 cm dan berat sekitar 310 gram. Dibandingkan dengan loris dataran rendah, loris Horton Plains memiliki kaki lebih pendek dan bulu lebih panjang.

sumber: Kompas.com

Getah Pisang Sembuhkan Luka

KOMPAS/BOB HUTABARAT
YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Sekelompok mahasiswa Jurusan Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, membuktikan bahwa getah pisang bisa mempercepat proses penyembuhan luka.
Dengan konsentrasi getah batang pisang 80 persen, luka lebih cepat tertutup 30-60 persen. Penelitian ini memenangi medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa 2010 Kementerian Pendidikan Nasional pada Juli lalu, kategori Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian.
Salah satu mahasiswa peneliti, Rahma Ningsih (21), mengatakan, penelitian ini awalnya terinspirasi kebiasaan masyarakat di pedesaan Kandangan, Sayegan, Kabupaten Sleman yang merawat luka dengan mengoleskan getah batang pisang. ”Dari sini kami tertarik meneliti, apa benar getah pisang mempercepat kesembuhan luka. Kalau benar, bagaimana efeknya,” katanya di Yogyakarta, Kamis (12/8/2010).
Menyesuaikan dengan jurusan, penelitian difokuskan pada penyembuhan luka setelah pencabutan gigi. Penyembuhan luka pascapencabutan gigi perlu dipercepat karena berpotensi infeksi jika terlalu lama.
Dalam penelitian ini, getah pisang raja (Musa sapientum) diolah menjadi salep dengan konsentrasi 80 persen dan diujicobakan pada marmut. Dengan salep, luka pencabutan gigi terbukti lebih cepat sembuh, dari 15 hari menjadi 5 sampai 10 hari. Khasiat diperkirakan akan sama pada luka di bagian tubuh lainnya karena proses penyembuhan luka pada dasarnya sama.
Semua pisang
Anggota lain, Yosaphat Bayu Rosanto (21), mengatakan, pisang yang digunakan bisa dari jenis apa pun karena kandungannya relatif sama. Getah pisang diketahui mengandung tiga unsur yang berguna mempercepat penyembuhan luka, yaitu saponin, flavonoid, dan asam askorbat.
Saponin berfungsi meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru pada luka sehingga suplai oksigen dan nutrisi lebih banyak. Asam askorbat memperkuat dan mempercepat pertumbuhan jaringan ikat (kolagen) baru. Adapun flavonoid memperpendek waktu peradangan (inflamasi) yang dapat menghambat penyembuhan.
Menurut Yosaphat, selain membuktikan khasiat getah pisang dari sisi sains, penelitian ini juga menemukan dosis dan efeknya. Diharapkan, penelitian ini dapat dikembangkan menjadi produksi obat jumlah besar.
Apabila digunakan dalam bentuk segar, ujar Yosaphat, penyembuhan lebih lama karena konsentrasi air amat tinggi. ”Lebih manjur bila sudah diolah,” ujarnya. Sebelumnya, Fakultas Kedokteran Gigi UGM telah meneliti khasiat daun adas dan pegagan untuk mempercepat penyembuhan luka gusi. Dia menyebutkan, ada banyak bahan alam bisa dimanfaatkan sebagai obat. Namun, pemanfaatannya masih amat sederhana.

sumber: Kompas.com

Anggrek Endemik Spesies Baru


LIPI
Dua spesies anggrek asal Kalimantan yang ditemukan peneliti LIPI.

Dari hasil identifikasi peneliti botani Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan sejumlah peneliti asing, dua anggrek endemik Kalimantan dinyatakan sebagai spesies baru. Hal ini tertuang di dalam jurnal ilmiah internasional Malesian Orchid Journal yang terbit akhir September 2010.

"Sebaran kedua jenis ini sangat terbatas sehingga membutuhkan perhatian khusus untuk mengonservasinya".

”Spesimen kedua jenis anggrek ini telah kami ambil sejak dua tahun lalu. Kemudian kami mengerjakan sketsa morfologi taksonominya. Sekarang, melalui sebuah jurnal ilmiah internasional, itu dinyatakan sebagai spesies baru,” kata peneliti botani Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Destario Metusala, dari Unit Pelaksana Teknis Kebun Raya Purwodadi, Pasuruan, Jawa Timur, Senin (27/9/2010).
Ketiga penemu kedua spesies baru yang diberi nama Dendrobium flos-wanua dan Dendrobium dianae itu adalah Destario Metusala, Peter O’Byrne (praktisi anggrek di Singapura), dan JJ Wood (peneliti dari Herbarium Kew Botanical Garden, Inggris).
”Sebaran kedua jenis ini sangat terbatas sehingga membutuhkan perhatian khusus untuk mengonservasinya,” kata Destario.
Dendrobium flos-wanua ditemukan di hutan yang berada di Kalimantan Timur, sedangkan Dendrobium dianae di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Menurut Destario, dengan diumumkannya sebagai spesies baru, kedua jenis anggrek tersebut sekarang rentan diburu.
Untuk menghindari kelangkaan yang bisa menuju kepunahannya di alam liar, LIPI saat ini mempersiapkan perbanyakan bibitnya di Kebun Raya Purwodadi dan Kebun Raya Bogor.
Kedua spesies baru ini juga siap disilangkan untuk mendapatkan jenis-jenis anggrek hibrida yang lebih bernilai ekonomis.
Kedua jenis anggrek tersebut cukup adaptif dengan kemampuan hidup pada ketinggian 300-900 meter di atas permukaan laut. Dendrobium flos-wanua mampu berbunga pada April, Juni, dan November. Adapun Dendrobium dianae berbunga sepanjang tahun.
”Penemuan spesies baru ini membuktikan, Indonesia sebagai megabiodiversitas belum tergali secara maksimal,” ungkap Destario. Menurut dia, saat ini jenis anggrek dendrobium di dunia ada lebih dari 1.000 spesies dan jenis ini tergolong paling ekonomis.

sumber: Kompas.com

Katak Mancung dan Belalang Hijau Ditemukan


CONSERVATION INTERNATIONAL/ Piotr Naskrecki
Belalang hijau bermata merah jambu dari subfamily Phaneropterinae, Ditemukan di Pegunungan Muller oleh Piotr Naskrecki dan David Rentz pada September 2009.

Para peneliti dari Conservation International menemukan sekitar 200 spesies hewan dan tumbuhan di Papua Niugini. Di antara temuan tersebut ada sejenis katak dengan moncong panjang yang berukuran sejempol, belalang hijau menyala dengan mata merah jambu, dan tikus dengan ujung ekor putih. Temuan itu diumumkan minggu lalu, meski ekspedisinya sudah dilaksanakan sejak tahun 2009.
Sungguh mengejutkan menemukan hewan-hewan itu.

Hewan lain yang dijumpai para peneliti adalah 24 spesies katak, 45 spesies laba-laba, 29 spesies semut, puluhan jenis belalang, 6 spesies capung, dan 2 spesies mamalia, serta 9 spesies tumbuhan. Temuan-temuan itu belum pernah dideskripsikan di literatur ilmiah sebelumnya sehingga bisa dianggap sebagai temuan baru.
"Temuan itu menunjukkan betapa sedikit yang kita ketahui mengenai dunia ini," ujar pimpinan peneliti, Stephen Richards, Kamis (7/10/2010). "Banyak perhatian mengenai hilangnya keanekaragaman hayati, perubahan iklim, dan dampaknya pada keanekaragaman hayati, lalu kita melakukan proyek seperti ini, dan tersadar, hei kita bahkan tidak tahu ada keanekaragaman hayati di sana," lanjut Richards yang menyebut bahwa penemuan ini sebagai kabar baik di antara kabar-kabar buruk mengenai kerusakan lingkungan.
Ekspedisi dilakukan pada April 2009 saat para peneliti menjelajahi pegunungan Nakanai di Pulau New Britain, lalu bergerak menggunakan kano, jalan kaki, dan menumpang helikopter menuju wilayah terpencil yang berhutan. Di sana mereka menemukan beberapa hewan unik, termasuk tikus dengan ekor putih yang sepertinya tidak berkerabat dengan tikus jenis lain dan diduga sebagai genus baru.
Para peneliti juga menemukan katak kecil yang panjangnya hanya 2 sentimeter dan berkerabat dengan katak-katak di Kepulauan Solomon. "Sungguh mengejutkan menemukan hewan-hewan itu," kata Richards.
Pada ekspedisi kedua, September 2009, tim menuju Pegunungan Muller di selatan Papua Niugini. Di sana mereka menemukan beberapa jenis belalang, termasuk jenis yang bisa melawan pemangsa dengan kaki-kakinya yang besar dan berduri. Menurut peneliti yang sempat menggoda hewan itu, pukulan belalang tersebut cukup menyakitkan.
Hutan Papua Niugini adalah satu dari tiga hutan hujan liar yang tersisa di dunia. Dua lainnya adalah hutan Amazon dan lembah Congo. "Saya berani bilang, di mana pun Anda pergi di Papua Niugini, dipastikan Anda menemukan spesies baru atau kurang dikenal," kata Richards.

sumber:Kompas.com

Spesies Baru Ikan Hantu dari Palung Sedalam 7 Km



Oceanlab, University of Aberdeen
Snailfish jenis baru yang terekam di palung samudera Pasifik pada kedalaman 7 km.
JAKARTA, KOMPAS.com — Spesies baru snailfish, jenis ikan laut dalam yang bergerak lambat seperti siput, berhasil terekam dengan kamera bawah air. Tubuhnya yang berwarna putih seluruhnya, ikan tersebut bak hantu saat ditemukan sedang berenang di kegelapan samudra pada kedalaman 7 km di palung laut perairan Peru-Cile, Samudra Pasifik bagian tenggara.

"Hal yang menggoda adalah kita punya foto yang sangat jelas dari spesies itu," kata Monty Priede, Direktur Oceanlab di Universitas Aberdeen, Skotlandia. "Tidak seorang pun yang pernah melihat ini sebelumnya, dan itu tak pernah ditangkap kamera sebelumnya."

Snailfish merupakan jenis vertebrata atau hewan bertulang belakang yang hidup di perairan paling dalam. Penemuan teranyar ini menguatkan bukti bahwa banyak hewan laut dalam yang tahan terhadap kondisi ekstrem seperti suhu rendah dan tekanan tinggi. Rekor snailfish yang paling dalam ditemukan adalah pada palung di perairan Jepang yang direkam pada tahun 2008 di kedalaman 7,7 km.
Hidup begitu jauh di bawah air, spesies yang berukuran panjang 15 cm itu mampu menahan tekanan tinggi yang setara dengan 1.600 gajah yang berdiri di atas minicooper. "Pada level molekuler dan detail biokimianya, spesies tersebut sangat adaptif dengan lingkungannya yang bertekanan tinggi," ucap Priede, menerangkan kemampuan spesies tersebut untuk bertahan di kedalaman laut.

Ikan tersebut merupakan salah satu spesies baru yang ditemukan dalam ekspedisi hasil kerja sama antara Oceanlab Universitas Aberdeen Skotlandia, National Institute of Water and Atmospheric (NIWA) Selandia Baru, dan Universitas Tokyo Jepang baru-baru ini. Selama tiga minggu ekspedisi, tim peneliti berhasil menangkap 6.000 gambar di palung berkedalaman 4.500 hingga 8.000 meter. Selain menemukan spesies tersebut, para peneliti juga menemukan sejumlah besar amphipod, cusk eel (sejenis belut), dan crustacea (udang-udangan) pemakan bangkai.

sumber: Kompas.com

Kelinci Terlangka di Dunia Ditemukan di Sumatera

Kelinci Sumatra (Nesolagus netscheri).
Kelinci sumatera atau Nesolagus netscheri tercatat sebagai kelinci paling langka di dunia. Hewan ini dinyatakan hampir punah oleh International Union for Conservation of Nature. Sebelumnya, hewan ini pernah dikira punah hingga pada tahun 1990-an terfoto oleh seseorang.

Kelinci ini terletak pada tempat yang sangat terisolasi, hanya terdapat di hutan-hutan Bukit Barisan, Sumatera. Karena mereka terletak di tempat yang sangat terisolasi, informasi tentang perilaku dan habitatnya sangat minim. Bahkan, masyarakat setempat tak memiliki bahasa lokal untuk menyebutnya dan ada yang tak menyadari keberadaannya.

Kalau ada informasi tentang kelinci ini, itu hanyalah bahwa kelinci ini aktif pada malam hari. Di siang hari, mereka menghabiskan waktu untuk bersembunyi di dalam liang yang ditinggalkan hewan lain. Sejauh ini, tak ada bukti bahwa mereka menggali lubangnya sendiri.

Kelinci sumatera terlihat menarik sebab memiliki warna bulu yang bermotif garis. Diperkirakan, warna bulu tersebut dimiliki agar kelinci itu bisa menyesuaikan diri dan bersembunyi di dasar hutan hujan tropis. Secara umum, kelinci ini memiliki bulu yang tebal dan lembut, garis-garis yang berwarna coklat kacang, serta satu garis yang memanjang dari tengkuk hingga ekor. Ciri lainnya adalah memiliki ekor warna merah, berbobot lebih kurang 1,5 kg, dan telinga yang lebih kecil dari kelinci umumnya.

Soal mencari makan, kelinci ini ternyata juga tak seperti hewan lainnya yang berkeliling wilayah tertentu. Mereka memilih untuk hanya berada di daerah sekitar liangnya dan memakan tanaman apa saja yang ada di sana. Tentang reproduksinya, belum ada data yang cukup jelas karena kajian tentang jenis kelinci ini jarang.

sumber.kompas.com

Kamis, 14 Oktober 2010

kalimat yang sulit dikeluarkan pria kepada wanita


Pria cenderung memiliki sikap lebih terbuka dibandingkan wanita. Tetapi ada situasi di mana pria merasa sulit mengungkapkan perasaannya.
http://journal.suteki.nu/wp-content/uploads/2006/10/bokurac.jpg
Ketahui enam hal yang sulit diungkapkan pria ketika berada dalam situasi tertentu.


1. "Aku sayang kamu"Terdengar klise, tetapi sebagian besar pria akan merasa tidak tenang dan merasa sulit untuk mengungkapkan kalimat itu. Menjelang mengucap kalimat itu, jantung biasanya berdegup kencang disertai tangan berkeringat. Pria akan merasa takut ditolak. Jadi, jangan heran jika melihat seorang pria mukanya terlihat merah saat mengungkapkan perasaan cinta pada wanita incarannya.

2. "Hubungan ini tidak berjalan lancar"Pria biasanya akan menghindar ketika pasangannya mulai membahas kelanjutan hubungan, terutama ketika hubungan sudah tidak berjalan dengan baik. Pria juga tidak suka melihat wanita menangis di depannya karena tidak ingin menjadi pihak yang berdosa. Untuk menghindari ini, mereka biasanya memilih bersikap menyebalkan, dan menunggu hingga pasangannya memutuskan hubungan.

3. "Pakaian itu tidak bagus untuk kamu"Pria akan sulit sekali berkata jujur jika ditanya soal penampilan wanita. Jika seorang wanita meminta pendapat soal penampilan, pria pasti akan sulit berkata "pakaian itu tidak bagus untuk kamu". Pria akan lebih "mencari aman" dengan mengatakan "lumayan" atau "bagus kok".

4. "Aku butuh ruang"Ada kalanya seseorang membutuhkan waktu untuk diri sendiri. Bagi pria, jika ia ingin menghabiskan waktu sendiri tanpa pasangan, butuh keberanian besar untuk mengungkapkannya. Mereka tidak ingin menyakiti pasangannya saat ingin menyendiri untuk sementara waktu. Jika pria tidak pernah mengungkapkan hal ini, bisa jadi ia melakukan trik tertentu misalnya dengan alasan lembur atau ada pekerjaan di luar kota.

5. "Aku tidak suka berkumpul dengan teman-temanmu"Sebagian besar pria tidak suka berkumpul dengan teman-teman wanita pasangannya. Jika memang 'dipaksa' bertemu, mereka akan lebih banyak bersikap diam dan terlihat kikuk. Suasana tersebut memang tidak nyaman bagi pria. Bukan karena dia tidak menyukai teman-teman Anda, tetapi karena obrolan pasti akan kurang nyambung.

6. "Iya, kamu benar"
Ego pria yang begitu besar akan turun jika ia mengakui kalau opini Anda yang benar. Ketika beradu argumen dan fakta menunjukkan Anda benar dan dia salah, ia akan sulit untuk mengakuinya. Dalam situasi tersebut kebanyakan pria akan memilih diam.

source: http://gedabruss.blogspot.com/2010/10/inilah-enam-hal-yang-sulit-diungkapkan.html

mobil unik canggih konsep masa depan


P-Eco



eRinGo Concept Car


Peugeot Egochine Concept Car


Peugeot Moovie Concept Car


A360 Concept Car



Kassou Concept Car


BMW Lovos


Aurora Safety Car


Mazda Nagare Concept Car


Honda Fuya-Jo Concept Car


Toyota EX-III Concept Car


Magnet Car

1965 Dodge Concept Car


sumber: http://datahardisk.blogspot.com/2010/10/mobil-unik-canggih-konsep-masa-depan.html